User Research Challenge: Understanding Tik Tok Users

Aditya Adam
6 min readMar 10, 2021

--

Ilustrasi oleh Aditya Adam

Hey ho! Beberapa minggu lalu saya memulai pengalaman baru saya dalam mempelajari UX Design dengan mengikuti Bootcamp UI/UX dari Binar Academy. Sebelumnya, saya hanya mendapatkan materi pembelajaran dari membaca buku atau mengikuti tips-tips dari media sosial praktisi UX Design. Di bootcamp, selain mendapatkan materi pembelajaran, saya juga diajak langsung untuk mengaplikasikan materi yang didapatkan dengan difasilitasi langsung oleh praktisi UX Design, Almira Yasmine.

Minggu lalu, saya dan teman-teman mendapatkan challenge yang lumayan seru, yaitu memahami pengguna produk digital. Challenge ini dikerjakan secara tim. Saya tergabung di tim 1 dengan Klara, Yunus, dan Keke. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk mengambil studi kasus pengguna Tik Tok. Kami mengambil studi kasus ini karena kami merasa aplikasi Tik Tok sedang booming di Indonesia. Benar saja, media sosial yang digunakan untuk membagikan video ini, menurut data yang kami kutip dari The Jakarta Post, tahun lalu saja jumlah penggunanya di Asia Tenggara mencapai 360 ribu pengguna, atau hampir setengahnya adalah pengguna dari Indonesia. Berikut hasil riset singkat kami~

Collecting Data: User Interview & Ethnography

Pada tahap ini, kami memutuskan untuk menggunakan metode wawancara dan ethnography dalam mengumpulkan data. Metode ini kami pilih karena kami ingin mendapatkan data kualitatif. Selain itu, dengan menggunakan metode ini, kami berharap juga mendapatkan insight baru dari pengguna Tik Tok.

Kami memilih narasumber orang terdekat kami yang kami tahu menggunakan Tik Tok. Untuk metode wawancara, kami lakukan melalui telepon langsung kepada tiga narasumber. Sedangkan ethnography, narasumber yang kita pilih merupakan orang terdekat yang hampir setiap hari bertemu, yaitu adik dari Klara.

User Type

Pada tahap berikutnya, kami mengelompokkan hasil temuan data untuk mencari tipe pengguna. Di sini, kami dikenalkan oleh fasilitator kepada aplikasi Miro. Oh ya, Miro merupakan online platform untuk berkolaborasi. Kami dapat berdiskusi seperti fitur telepon grup di WhatsApp, sekaligus juga menyortir temuan data secara visual. Berikut ini hasil pengelompokkan jenis tipe pengguna Tik Tok dari hasil tangkapan layer di Miro:

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

Setelah menyortir dan menggabungkan beberapa jenis tipe, akhirnya kami memutuskan untuk membagi tipe pengguna Tik Tok menjadi empat tipe pengguna. Empat tipe pengguna tersebut adalah FOMO (Fears of Missing Out), caper (attention seeker), pemalas (lazy), dan butuh hiburan. FOMO merupakan tipe pengguna yang memiliki karakteristik paling update terhadap sesuatu yang sedang viral. Sehingga, dalam tipe ini, pengguna biasanya juga memiliki sifat ingin tahu/penasaran yang tinggi dan suka mengikuti tren terkini.

Tipe berikutnya adalah caper. Di tipe ini, pengguna memiliki keinginan menjadi terkenal lewat konten yang dibuatnya di Tik Tok. Oleh karena itu, pengguna tipe ini sangat memperhatikan statistik jumlah like ataupun share yang dia dapatkan. Tipe pengguna jenis ini juga merupakan orang yang ekspresif. Dia akan mengekspresikan kesehariannya dan menyebarkannya sebagai konten di Tik Tok.

Tipe pengguna ketiga adalah pemalas. Tipe ini merupakan tipe pengguna yang membuka Tik Tok untuk mencari informasi yang jelas, padat, dan tidak bertele-tele (on point). Selain itu, tipe pengguna ini biasanya juga malas membaca.

Tipe pengguna yang terakhir adalah tipe pengguna yang butuh hiburan. Pengguna tipe ini kebanyakan adalah pekerja yang membutuhkan hiburan di waktu senggangnya. Tik Tok bagi tipe pengguna ini adalah tempatnya mendapatkan berbagai macam hiburan, baik dari challenge, ataupun video-video kucing yang banyak beredar di sana.

Setelah membagi menjadi empat tipe pengguna, langkah berikutnya adalah memilih tipe pengguna untuk didalami lebih lanjut. Tipe pengguna butuh hiburan akhirnya menjadi pilihan kami.

Point of View (POV) & How Might We (HMW)

Pada tahap ini kami diminta untuk lebih berempati kepada pengguna melalui sudut pandang pengguna (POV) dan peluang-peluang yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (HMW).

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

Dari hasil sudut pandang pengguna (POV) di atas, dapat kita ketahui bahwa pengguna yang merupakan pekerja milenial dan Gen Z yang merasa penat dalam pekerjaannya, membutuhkan hiburan kurang lebih 3–5 menit. Lewat Tik Tok, mereka merasa mendapatkan hiburan yang tidak membuat mereka berlama-lama di aplikasi. Hal tersebut dirasa cocok untuk mengisi waktu luang pengguna di tengah kepenatannya.

Setelah itu, kami lanjut membuat HMW berdasarkan POV di atas. Berikut hasilnya:

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

HMW ini disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk memantik peluang-peluang yang nantinya dapat menjadi jawaban dari kebutuhan pengguna. Seperti contohnya pada pertanyaan pertama, ditujukan untuk kebutuhan pengguna yang hanya membutuhkan waktu singkat untuk mendapatkan hiburan. Oleh karena itu, dibutuhkan filter yang dapat menyaring konten yang sesuai dengan interest pengguna tersebut.

User Persona

Pada tahapan ini, kami diminta untuk memahami pengguna lebih dalam. Kami pun memilih satu narasumber dengan tipe pengguna butuh hiburan. Berikut merupakan hasilnya:

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

Di tahapan ini kami mengklasifikasikan lagi temuan data ke dalam kolom-kolom template user persona, seperti persona, personality, interest, skills, reason to use our product, and tech savvy.

Journey Map

Pada tahapan ini, kami menjelaskan lebih rinci alur pengguna dengan tipe butuh hiburan ketika akhirnya menggunakan Tik Tok sebagai hiburan pengisi kepenatannya.

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

Dari tabel di atas dapat kita ketahui perjalanan pengguna terbagi menjadi 3 fase, yaitu adanya waktu senggang, kemudian mencari hiburan lewat HP, dan pada akhirnya mendapat hiburan lewat Tik Tok. Selain itu, dari tabel di atas juga dapat kita ketahui perasaan pengguna pada perjalanannya mendapatkan hiburan di Tik Tok.

User Stories

Di tahapan selanjutnya, yaitu user stories, kami menjelaskan lebih dalam tentang aktifitas apa saja yang dapat dilakukan pengguna ketika sedang membuka Tik Tok. Berikut hasilnya:

Gambar dari Tangkapan Layar Miro

Kami membagi aktifitas yang dapat dilakukan pengguna menjadi empat aktifitas, yaitu menonton konten sesuai interest, membuat konten, membagikan konten menarik kepada teman, dan menonton live Tik Tok. Selain itu, kami juga menjabarkan lebih lanjut bagaimana peluang-peluang yang muncul dari empat aktifitas tersebut ke dalam kolom user stories release. Release 1 menandakan prioritas utama yang diperlukan untuk mengembangkan produk tersebut. Sedangkan semakin ke bawah berarti bukan menjadi prioritas utama bagi kebutuhan pengguna.

Ideas

Ide untuk mengembangkan produk ini kami simpulkan berdasarkan temuan kita terhadap tipe pengguna butuh hiburan. Seperti yang sudah kita jabarkan di atas, tipe pengguna ini hanya membutuhkan waktu sekitar 3–5 menit untuk mendapatkan hiburan di Tik Tok. Sehingga, mereka harus cepat menemukan konten yang sesuai dengan interest mereka.

  1. Fitur untuk mengkategorikan konten

Karena pengguna hanya memerlukan waktu yang singkat, menurut kami fitur ini nantinya dapat bermanfaat bagi pengguna. Fitur ini nantinya berisi kategori-kategori konten seperti contohnya: Sport, berisikan konten-konten video tentang olahraga; Animal, berisikan konten-konten video tentang tingkah lucu hewan; Cooking, berisikan konten-konten video tentang memasak; dan lain-lain. Kami beranggapan ketika konten video sudah dikategorikan sesuai jenisnya, nantinya pengguna dapat langsung mencari konten hiburan yang sesuai dengan interest mereka dengan cepat.

2. Fitur untuk menyortir konten

Fitur ini nantinya dapat menyortir konten-konten video berdasarkan interest pengguna. Fitur ini nantinya berupa pilihan kategori-kategori konten. Setelah memilih, nantinya konten-konten yang muncul di FYP (For Your Page) atau yang biasa kita ketahui sebagai beranda, dapat tersortir secara otomatis. Sehingga, pengguna yang hanya memiliki waktu singkat seperti tipe pengguna butuh hiburan, dapat memaksimalkan waktunya untuk mendapatkan konten-konten yang sesuai dengan interestnya.

note: Penelitian singkat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dari teman-teman tentang penelitian ini sangat kami butuhkan untuk nantinya menjadi bahan pembelajaran kedepannya.

--

--

No responses yet